Senin, 26 Mei 2014

PROFIL KELAS 

Cerita tentang kelas X-ADM PERNATORAN 2

Kami mulai hari dengan semangat pagi. Kami langkahkan kaki dengan harapan pasti yang kami taruh di ujung langit hingga kami pun tak bisa mencapainya, itulah cita – cita kami.Hari ini kami akan memulai dunia baru. Sebuah dunia dimana kulit lama berangsur berganti. Dimana masa depan mulai diperhitungkan. Dimana semua sikap dan perilaku kami akan dipertanggungjawabkan secara bijak. Karena dalam dunia ini, kami sudah disebut remaja. Dunia ini kami mulai dengan mengenakan seragam khas putih abu-abu, sebagai simbol pembeda kami dengan jenjang pendidikan di bawah, maupun di atas kami. Dunia ini berlanjut dengan segala kewajiban yang harus kami jalani sebagai satu individu yang berkembang, dan juga makhluk sosial yang berinteraksi dengan sesamanya. Di sini kami mulai mengenal persahabatan yang tulus, persaingan yang tak ada hentinya menguras keringat untuk ditaklukan. Di sini kami mulai mengenal cinta monyet yang nyatanya, bagi kami, itu adalah bumbu pelengkap dunia baru ini. Kami juga mengenal rasanya menjadi pribadi bebas penuh pilihan. Kami tidak lagi didikte oleh orang tua. Kami adalah kami. Dengan ego menjulang, kami membuat pilihan kami sendiri. Namun kami tetap saja remaja yang masih belajar membuat keputusan. Tak jarang kami membuat keputusan yang salah yang akhirnya menenggelamkan diri kami dalam kesengsaraan, namun tak sedikit juga yang berhasil menundukkan dunia ini, lalu mengambil keputusan yang tepat. Di dalam dunia baru ini kami harus mencari jati diri kami. Akan jadi apa kami kelak. Sampah masyarakat, atau berlian di tengah dunia yang keras dan menuntut kesempurnaan. Dalam dunia ini, hitam dan putih masih tampak kelabu, ditambah dengan tepukan dada kami yang menganggap kalau dunia ini seperti yang kami bayangkan. Kami sering terperosok. Tapi seorang manusia dewasa yang kami sebut guru, selalu siap menjadi orang pertama yang menarik kami dari jurang hidup yang membuat kami harus mengehentikan mimpi kami. Ia tidak hanya mengajarkan pelajaran yang sudah ia utarakan jutaan kali setiap tahunnya, namun juga mengajarkan kami bahwa hitam adalah hitam, putih adalah putih. Dan kami? Kami berada di antaranya, kami lah sang penentu masa depan dunia yang diharapkan bisa berdiri di barisan paling depan untuk memajukan negara ini dengan jati diri berlian kami. Ia juga mengatakan bahwa tak jarang mata kami tak dapat membedakan hitam dan putih. Namun ia tetap sabar mengarahkan dan mengingatkan kami untuk tetap berada di jalur yang benar dengan caranya yang bisa menjadikan dirinya sebagai guru, teman, dan yang terpenting adalah orang tua bagi kami. Anak – anak didiknya.


FOTO KELAS X-ADM PERKANTORAN 2



Tidak ada komentar:

Posting Komentar