PROFIL KELAS
Cerita
tentang kelas X-ADM PERNATORAN 2
Kami mulai hari dengan semangat pagi. Kami
langkahkan kaki dengan harapan pasti yang kami taruh di ujung langit hingga
kami pun tak bisa mencapainya, itulah cita – cita kami.Hari ini kami akan
memulai dunia baru. Sebuah dunia dimana kulit lama berangsur berganti. Dimana
masa depan mulai diperhitungkan. Dimana semua sikap dan perilaku kami akan
dipertanggungjawabkan secara bijak. Karena dalam dunia ini, kami sudah disebut
remaja. Dunia ini kami mulai dengan mengenakan seragam khas putih abu-abu,
sebagai simbol pembeda kami dengan jenjang pendidikan di bawah, maupun di atas
kami. Dunia ini berlanjut dengan segala kewajiban yang harus kami jalani
sebagai satu individu yang berkembang, dan juga makhluk sosial yang
berinteraksi dengan sesamanya. Di sini kami mulai mengenal persahabatan yang
tulus, persaingan yang tak ada hentinya menguras keringat untuk ditaklukan. Di
sini kami mulai mengenal cinta monyet yang nyatanya, bagi kami, itu adalah
bumbu pelengkap dunia baru ini. Kami juga mengenal rasanya menjadi pribadi
bebas penuh pilihan. Kami tidak lagi didikte oleh orang tua. Kami adalah kami.
Dengan ego menjulang, kami membuat pilihan kami sendiri. Namun kami tetap saja
remaja yang masih belajar membuat keputusan. Tak jarang kami membuat keputusan
yang salah yang akhirnya menenggelamkan diri kami dalam kesengsaraan, namun tak
sedikit juga yang berhasil menundukkan dunia ini, lalu mengambil keputusan yang
tepat. Di dalam dunia baru ini kami harus mencari jati diri kami. Akan jadi apa
kami kelak. Sampah masyarakat, atau berlian di tengah dunia yang keras dan
menuntut kesempurnaan. Dalam dunia ini, hitam dan putih masih tampak kelabu,
ditambah dengan tepukan dada kami yang menganggap kalau dunia ini seperti yang
kami bayangkan. Kami sering terperosok. Tapi seorang manusia dewasa yang kami
sebut guru, selalu siap menjadi orang pertama yang menarik kami dari jurang
hidup yang membuat kami harus mengehentikan mimpi kami. Ia tidak hanya
mengajarkan pelajaran yang sudah ia utarakan jutaan kali setiap tahunnya, namun
juga mengajarkan kami bahwa hitam adalah hitam, putih adalah putih. Dan kami?
Kami berada di antaranya, kami lah sang penentu masa depan dunia yang
diharapkan bisa berdiri di barisan paling depan untuk memajukan negara ini
dengan jati diri berlian kami. Ia juga mengatakan bahwa tak jarang mata kami
tak dapat membedakan hitam dan putih. Namun ia tetap sabar mengarahkan dan
mengingatkan kami untuk tetap berada di jalur yang benar dengan caranya yang
bisa menjadikan dirinya sebagai guru, teman, dan yang terpenting adalah orang
tua bagi kami. Anak – anak didiknya.
FOTO KELAS X-ADM PERKANTORAN 2

Tidak ada komentar:
Posting Komentar